Kamis, 05 November 2009

Ayah dan saya

Waktu sedang iseng-iseng browsing, saya melihat gambar ini. Gambar yang bagus, kombinasi yang menyenangkan dari laut, batu-batuan yang pasti licin karena setiap hari terendam air, seorang laki-laki dewasa dan anak perempuannya.

Membuat saya teringat akan pantai. Membuat saya teringat dengan ayah.

Saya dan ayah saya memiliki hubungan yang aneh, menurut saya. Kami tidak pernah melewatkan waktu sore untuk mengobrol bersama ataupun sekedar minum teh sambil menonton tivi. Kami juga tidak pernah kepantai bersama-sama. Entah sudah berapa lama sejak terakhir saya menumpang mobilnya untuk bepergian ke suatu tempat, dan entah sudah bertahun-tahun sepertinya sejak ia menanyakan apakah saya sudah makan atau belum.

Seorang laki-laki gengsian yang memiliki anak perempuan persis seperti dirinya yang gengsian akan membentuk sebuah hubungan yang aneh dan sulit dideskripsikan.

Saya tahu ia menyayangi saya dan saya juga sebaliknya. Saya tahu ia menyayangi tetapi kurang menyukai saya. Dan saya juga tahu, ia kurang menyukai saya karena saya terlalu mirip dengan dirinya. Ibarat berkaca saja, kata ibu saya.
"Mirip, kalian berdua itu..keras kepalanya, gengsinya, bahkan cara makan kalian juga sama." Kata ibu saya suatu kali.

Hahaha, saya sudah tahu kok Ma :p

Pernah suatu kali, setelah marah-marah tak ketulungan, ayah saya memberikan segepok uang dengan wajah tak senang. Saya kembalikan lagi uangnya dengan muka garang. Sejak itu ia tak pernah lagi memberi saya uang.

Parah, kata ibu saya sambil ngomel-ngomel.
Saya cuman angkat bahu. "Papa duluan mulai." Terang saya pendek.

Bulan lalu ayah saya berulang tahun yang ke-46. Saya ingat ulang tahunnya hari itu. Hanya saja saya terlalu sibuk untuk main kerumahnya untuk mengucapkan selamat serta doa-doa. Akhirnya hanya sms saya saja yang sampai ketangannya.

"Selamat ulang tahun. semoga panjang umur dan sukses selalu."
Kata teman saya sih itu bunyi sms anak durhaka.

Sedetik setelah sms itu terkirim, datang balasannya.
"Oke. Trims."

Gubraks.
Papa, papa,..kapan ya kita berubah? :D

Apa mungkin kapan-kapan saya traktir ayah saya makan saja ya? Kalau dia tidak sibuuuk..
*Ide entah muncul darimana*





12 komentar:

  1. pertamax nih..?? Selamat ulang tahun buat papanya ya..kadang orang susah mengekspresikan bahwa sebenarnya dia sayang..

    BalasHapus
  2. saya trenyuh bacanya.
    kadang rasa sayang terlalu mewah untuk diungkapkan lewat kata ataupun bentuk-bentuk afeksi lainnya....

    BalasHapus
  3. bacanya jadi pengen nangis, lol... tapi emang hubungan ortu dan anak itu beda2 ya,, walau intinya mereka tau bahwa mereka saling menyanyangi :)

    BalasHapus
  4. yah harus ada salah satu yang ngalah duluan...
    kan lu udah nyadar, gak ada salahnya kalo lu yang mulai kan mendekatkan diri ke papa lu? :D

    ajak makan bareng... ntar ajak jalan atau nonton...

    seminggu sekali aja dulu... :)

    atau juga bisa dimulai dengan telp dan nanya2 kabar..

    remember, life is short... jangan sampe nyesel nantinya ya... :)

    BalasHapus
  5. Hmm..jadi ingat, bungkamnya saya dengan bokap.
    Hihihi... mg2 ndak durhaka sayanya.
    Eh, baikkan dum. Ntar gak bisa masuk surga lho.

    BalasHapus
  6. Iya bokap2 emang suka nyebelin tapi (sayangnya) darahnya ngalir di kita dan berarti kita adl dia jg.. oh naseeb... (lhaa??)

    BalasHapus
  7. Wah hubungannya serumit itu ya?
    Saya gak tahu mo ketawa apa mo sedih baca balesan sms ayah kamu. ( tapi ini fiksi apa nyata sih?).

    BalasHapus
  8. hihiii... kok sama ya...
    saya juga jarang akur sama ayah saya...
    padahal sifat kami berdua mirip banget...

    BalasHapus
  9. building relationship with father is tend to experiencing a quality time rather than quantity...

    BalasHapus
  10. ah sama aja kaya' saya. tapi mungkin itu Pe-eR yg mesti digarap terus-menerus mumpung masih ada kesempatan, mumpung masih sama2 hidup. nggak mudah sih.. lebih gampang ngomongnya ya, pas ketemu bokap lagi tetep aja specchless, hehehe...

    BalasHapus
  11. mumpung papa masi hidup lhoo.... nanti kalo sudah dipanggil Tuhan, udah ga ada kesempatan lagi. salah satu dari kalian harus ngalah la

    BalasHapus
  12. wah sama bener yah ma gueeee , gw ma bokap juga orangnya sama2 diem , jadi ngomongnya jarang , padahal serumah . ckckckck .. gw pikir cuma gw aja yang aneh , ternyata ada juga yang sama kaya gw :)

    BalasHapus