Rabu, 07 Oktober 2009

Patches



Each night i cry as i think of that shanty
And pretty Patches there waiting the door
She doesn't know that i can't come to see her
Patches must think that i love her no more..
--
Patches..oh what can i do
I swear I'll always love you
It may be not right
But I'll join you tonight
Patches, i'm coming to you..

Itu potongan lagu lama milik Dicky Lee (1962), Patches yang sedang saya dengarkan saat ini. Ya, lagu yang saya dengarkan berulang-ulang, setelah bertemu kamu lagi. Semalam.

"Hey, apa kabar?" Kamu tertawa lepas begitu saja saat aku menanyakan kabarmu. Lalu, baik..jawabmu.
"Kamu, baik kan?" ini pertanyaan atau pernyataan?
"Oh, tentu saja." Aku ikut tertawa. Padahal tidak ada yang lucu saat itu. Udara dingin, dan duduk di belakang motormu yang bergerak lambat membuat saraf-sarafku tidak bekerja dengan baik. Sepertinya.

Patches must think that i love her no more..

Semalam kita berbicara panjang, selain bertukar menanyakan kabar. Kau menatapku sekali-kali, aku hanya menunduk. Mendengarkanmu berbicara, lambat dan pelan. Seolah kau berusaha menguraikan satu persatu makna kata-katamu, takut aku tidak mengerti.

Sekarang saya merasa, kamulah tokoh Patches dalam cerita kita.
Patches must think that i love her no more..
You must think that i love you no more..

Si bodoh itu..
Bukankah aku pernah bersumpah akan mencintai kamu, selamanya?
Hahaha..rupanya saya pinter menggombal juga. Dan sekarang saya termakan sumpah.

--

Ya..
Oktober sepertinya bukan waktu yang tepat untuk merevisi kisah. Hujan turun terlalu lebat dan kita tidak punya tempat untuk berteduh, kan? Tapi kenapa kamu terus memaksa? Kau pandang aku lekat dari balik kacamatamu..
"Ya, please?"

Saya termakan sumpah, kali ini. Matilah. Tak ada tempat untuk mengelak, bahkan tak ada ruang untuk bergerak. Kamu terlalu dekat. Dan aku? Aku terlalu cinta.
Lagi-lagi lebay.

Patches..oh what can i do
I swear I'll always love you
It may be not right
....

Ah, ini salah. Kisah kita sudah terlalu rapuh untuk di tulis kembali. Kertasnya sudah terlalu lembab akibat ditetesi air hujan di musim ini. Dan tintanya juga sudah nyaris mengering.

"Kenapa kamu memaksa?" Saya bertanya perlahan, memberanikan diri menatap langsung ke matamu.

"Karena aku terlalu cinta, dan aku tahu...kamu juga.."

---

Oh ya, kalian tahu apa yang terjadi pada Patches di lagu itu? Ia mati, bunuh diri. Karena patah hati. Dan pacarnya, yang menyanyikan lagu ini..akan segera menyusulnya malam ini, katanya.






14 komentar:

  1. eh gua blom pernah denger lagunya, coba donlod hehe :P
    salam kenal ya lol! :)

    BalasHapus
  2. lolly.... serem ah.... :(
    kalo sama2 masi cinta kenapa dipaksa untuk ga bareng? :(

    BalasHapus
  3. ehhh...nada postingannya nakutin ih... heheheh

    BalasHapus
  4. wah, lagunya jadul bgt ya.blm pernah denger nih.

    BalasHapus
  5. lollllyyy, ini kisah nyata gaa? karena entah fiksi atau non fiksi, ini indah sekali!

    BalasHapus
  6. satu postingan menyeramkan ternyata..
    dibaca malam-malam pula, bikin merinding aja

    BalasHapus
  7. mau cari ah lagunya. jadi penasara. aduh...jangan sampe bunuh diri deh, sate ayam masih enak loh...

    BalasHapus
  8. emmm, ijin ya. mw follow blognya. tulisannya oke oke sih

    BalasHapus
  9. Wah endingnya jangan ikutin tokoh lagu dan penyanyinya itu

    BalasHapus
  10. patches must know that man should not be loved and ignored..

    :D

    jangan bunuh diri,
    masih belum ke disneyland hongkong kan.. :D

    BalasHapus
  11. waaa ... jangan sampe kejadian lah! ngeri banget ...

    BalasHapus
  12. Rupa -rupanya Lolly hapal juga ya lagu-lagu jadul

    BalasHapus